Unhi Gelar Seminar Internasional ICIIS

11 Oct 2019 | I Putu Darmawan, ST

SEBAGAI lembaga pendidikan tinggi berbasis agama dan kebudayaan, Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar bekerjasama dengan Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Provinsi Bali menggelar 3rd International Conference on Interreligious and Intercultural Studies (ICIIS) dengan tema "Religions and Beliefs in The Modern World: Harmony and Conflict in Asia and Europe di Aula Indraprasta Gedung Rektorat Unhi Denpasar, Jumat (30/8).

Seminar Internasional yang diikuti sebanyak 80 orang peserta inimenghadirkan sejumlah keynote speaker. Diantaranya Prof. Nestor T. Castro, Ph.D. (University of Philippine Diliman Philippines), Dr. Agus Mulyana (Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung), Dr. Janine Joyce (Charles Darwin University Australia), dan Shopia Marek (Goethe-University Frankfurt Germany).

Rektor Unhi Denpasar, Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, MS., mengatakan konflik yang terjadi di Asia dan Eropa bukanlah konflik antar agama, namun konflik antar agama dan politik. Sebab, banyak negara yang menjadikan agama sebagai instrumen kepentingan politik. Oleh karena itu, Unhi sebagai lembaga pendidikan tinggi berbasis agama dan kebudayaan Bali mampu menjadi rule model dalam mengharmoniskan konflik yang menginstrumenkan agama sebagai kepentingan politik. "Dalam diskusi ini saya mengharapkan bagaimana harmonisasi antara agama dan politik bisa terjadi, sehingga tidak ada lagi konflik yang menjadikan agama sebagai instrumen kepentingan politik semata,"ujar Prof. Damriyasa, Jumat (30/8) kemarin.

Sementra itu, Indonesia yang terdiri dari beragam agama, diharapkan mampu menguatkan agama dan kebangsaan untuk membentengi NKRI. Jangan sampai negara yang kaya akan keberagaman ini, menjadikan agama sebagai alat pemecah belah persatuan dan kesatuan demi kepentingan politik semata. "Inilah yang ingin saya tekankan sebagai Rektor Unhi Denpasar yang berbasis agama dan kebudayaan. Bagaimana politik bisa memperkuat agama dan kebudayaan. Jadi jangan dibalik, bagaimana memanfaatkan agama untuk tujuan politik,"tegasnya.

Ketua Yayasan Pendidikan Widya Kerthi, Prof. Dr. Phil. I Ketut Ardhana, MA., mengatakan bahwa seminar internasional ini akan rutin diselenggarakan. Sebab, Unhi Denpasar memiliki jurnal internasional mengenai Interreligious and Intercultural Studies. Seminar internasional ini bertujuan untuk memahami Agama Hindu yang berkembang di Bali terhadap perkembangan yang terjadi di sekitar, baik ditingkat regional, nasional, maupun internasional. Sehingga kita mempunyai persepsi baru dan wawasan mengenai keberadaan Agama Hindu di dunia.

Apalagi, perkembangan Agama Hindu di dunia sangat erat hubungannya dengan dinamika masyarakat lokal yang sangat eseleratif dan memperkuat identitas budaya mereka masing-masing. "Seperti apa yang terjadi di Philipina, di Jerman, dan di negara lain, jadi kita bisa belajar dari mereka bagaimana kebudayaan lokal itu bisa memperkuat dan agama juga bisa memperkaya identitas sebuah bangsa,"tegas dosen Ilmu Sejarah di Fakultas Ilmu Budaya Unud ini. HM